Jumat, 11 Desember 2009

tigadesembernolsembilan

Hmmmmm... mungkin menjadi salah satu hari yang berkesan buatku, hari terakhir aku mengajar sebagai asisten dosen di semester gasal ini. Aku inget gimana mereka (baca: mahasiswa yang jadi muridku di kelas) memintaku untuk menjawab semua soal yang mereka sebut "kisi-kisi" ujian. Fiuhh... padahal saat itu aku berasa mau pingsan, karena belum makan ditambah pusing saking kebanyakan soal yang dikerjain di papan tulis. Tapi melihat semangat mereka dan antusiasnya mereka ngedengerin "ocehan"ku yang pastinya bermanfaat (heheee... tapi iya kann???), aku jadi lupa dengan keinginanku untuk pingsan.

Di akhir kelas aku keluar untuk mengambil sesuatu. Ketika aku datang kembali, sepertinya mereka senang melihat apa yang aku bawa! Malah, mereka yang sedang duduk-duduk di luar kelas jadi masuk lagi untuk menikmati yang ada di dalam kotak yang aku bawa. Gak seberapa heboh sih, cuma sekotak J-pops. Tapi sepertinya aku membuat mereka senang, heheee... Ternyata hari itu ada yang bawa kamera, tanpa pake nolak aku langsung berpose paling depan bersama duapuluhan lebih mahasiswa tingkat dua. Seruuuuuu banget!!!

Setelah selesai kelas asisten dosen, aku langsung menunaikan kewajibanku kepada Allah, sholat ashar. Aku bersyukur atas apa yang telah Ia berikan... Kebahagiaan!

Tanpa istirahat, aku masuk kelas berikutnya dan merubah statusku menjadi asisten laboratorium manual. Kubawa sisa dua kotak J-pops yang kubeli untuk di kelas keduaku hari itu. Kelas keduaku memang jumlahnya lebih banyak, sekitar tigapuluhan orang karena ditambah kelas aslab sebelah yang aku gantikan. Ketika masuk kelas, tentu saja dua kotak ini menjadi pemandangan yang mereka sukai! heheee... Mereka semangat banget ngerjain soal karena buat yang udah ngumpulin jawaban boleh memilih J-pops duluan.

Selesai mereka ngerjain soal lab, bukan berarti kelas selesai dan mereka bubar. Ada yang minta didengerin curhatnya selama menjadi salah satu panitia di kampus, atau ada juga yang curhat masalah kesulitan dalam mengikuti mata kuliah akuntansi. Yang bikin aku seneng, mereka memintaku untuk mengajar mereka lagi...

Fiuhh... sepertinya aku telah menunaikan kewajibanku dengan baik. Ini memang kelas aku yang pertama, tapi sangat meninggalkan kesan yang mungkin akan selalu menjadi motivasi aku untuk mengajar lagi semester depan dan seterusnya... Makasih ya adik-adikku yang manis, aku gak lupa qo nama kalian!!!

.asdos/lab AB baik hati.

Senin, 23 November 2009

NO LIMIT!!!

Akhirnya aku menemukan kata-kata yang pas... NO LIMIT!!!

Allah Maha Sempurna, Maha Kaya, Maha Segala-galanya... Allah memberikan berbagai macam potensi pada makhlukNya. Tanpa kita sadari, kita memiliki banyak sekali potensi. Hanya yang tidak mau berusaha untuk menggali dan mengembangkan potensi, yang tidak akan mengetahui potensi-potensi yang ada di dalam dirinya.

Buatku waktu sangat terbatas tapi yang ingin dilakukan tidak terbatas. Sebisa mungkin aku memanfaatkan setiap detik waktu untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat, termasuk waktu untuk istirahat harus digunakan secara efektif...

Sifat ini dianugerahkan oleh Allah dan diturunkan dari kedua orang tua yang juga pekerja keras dan selalu mencari kesibukan (dalam konteks positif). Belum lagi lingkungan yang sangat mendukung. SMP mulai aktif ekstrakurikuler, SMA aktif organisasi, dan kuliah tempat menunangkan segala kemampuan dan potensi yang aku miliki. Setelah keluar dari kuliah (meskipun sekarang masih ngelanjutin kuliah), aku berusaha mewujudkan semua yang telah ku "pelajari" menjadi suatu perbuatan yang nyata.

Mungkin beginilah hidup. Manusia bermetamorfosis dan selalu melakukan perubahan. Man jadda wa jadda, bagi yang ingin berusaha maka ia akan memperoleh apa yang diinginkan. Bekerjalah bagaikan kamu akan hidup selamanya, maka jangan pernah batasi diri kita dengan keterbatasan.

Minggu, 22 November 2009

MaPPI

...Bersamamu ku habiskan waktu
senang bisa mengenal dirimu
rasanya semua begitu sempurna
sayang untuk mengakhirinya...

hufff... waktu satu tahun lebih ternyata gak terasa. setiap yang datang pasti akan pergi... terlalu banyak yang bisa kuingat di sini, di MaPPI.

Sebuah ruangan kecil dengan banyak cerita dan segudang ilmu.
Bang Acil, seorang bijaksana yang dekat dengan semua personil MaPPI.
Bang Ali, seorang yang kritis tapi peduli dengan kondisi internal MaPPI.
Bang Andri, seorang yang super sibuk tapi sering menjadi tempat curhatnya para junior ingusan.
Bang Iwa, seorang yang merepotkan tapi yang paling bisa diajak bercanda.
Bang Reza, seorang IT'erz yang jarang pulang ke MaPPI udah kayak Bang Toyyib.
Achonk, "abangnya" Angger ini yang paling dewasa dan ketua dari junior ingusan, sering iseng tapi bisa diajak serius. pinter dan paling seneng bergaul dengan Lek mino (tukang gado2 paling gaul se-Indonesia dan tetangganya! hehe...)
Arya, orang aneh dengan rambut dan jenggot berantakan, celana melorot dan sobek2, ringtone handphone lagu gak jelas teriak2, tapi sangat cerdas, bisa diandalkan biarpun tampang gak mendukung (hehee... maap ya!).
Atiw, ibunya MaPPI. ngurusin segala keperluan MaPPI, yang paling sibuk kalo MaPPI ada kegiatan, kadang cabul tapi suka mengutarakan ide2 cemerlang yang ternyata positif juga! heheee...
Angger "nggerow", adik paling kecil di MaPPI. tiba2 jadi adeknya Achonk cuma karena punya mata yang sama sipitnya dengan Achonk. paling polos dan kadang tak berdaya kalo udah jadi bahan "ceng"-an anak2 MaPPI.

terlalu banyak hal-hal lucu, nyebelin, nyenengin dan curhat2an gak penting yang terjadi di MaPPI. soal "mbak titi" yang keturunannya hampir habis gara2 kita sering masang perangkap tikus. soal listrik yang naik-turun bikin pusing Bang Reza. soal gempa yang bikin Bang Andri lari ke bawah cuma pake kaos singlet tanpa sendal. soal Bang Acil yang kita tinggalin di MaPPI sendirian waktu ketiduran di sofa. kesibukan raker, AJP, pameran KY, dan segala proyek yang bikin lega kalo udah beres! heheee...

waktu setahun lebih ternyata gak kerasa..

Jumat, 20 November 2009

cuma pengen cerita aja...

Bismillah...

Akhirnya,
setelah beberapa bulan tidak pernah mengutak-atik blog... menyibukkan diri dengan buku, kegiatan mengajar dan mengoreksi hasil lab mingguan... setelah sekian lama berkutat di depan komputer mengerjakan proyek kerjaan (dan proyek pribadi juga sih! hihihiii)...

Aku kembaliiiii!!!!

hhhhhhh... gak kerasa akhirnya aku bisa menyelesaikan tugas dengan baik meskipun masih harus banyak belajar, karena salah itu suatu bagian dari ketidaksempurnaan manusia. setiap kelelahan yang kurasa ternyata gak sia-sia, karena pasti ada kemudahan setelah kesulitan...

Ya Allah, semoga aku menjadi hambaMu yang selalu bersyukur...

Kamis, 27 Agustus 2009

Kesempurnaan makhluk Sang Maha Sempurna

"Betapa sempurna dirimu di mata hatiku..."

Ada yang bilang Allah menciptakan manusia dengan sempurna, Maha Sempurna hanya akan menciptakan makhluk yang juga sempurna. Jika ada makhluk-Nya yang memiliki cacat fisik maupun mental, maka itu adalah bagian dari kesempurnaan dirinya. Pasti ia memiliki suatu kelebihan atau prestasi yang tidak dimiliki manusia biasa...

Bukan dari fisik kita menilai seseorang, tapi dari apa yang telah ia perbuat...

Rabu, 19 Agustus 2009

Lagu ini...

TOTALITAS PERJUANGAN

Kepada para mahasiswa
Yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan
Di persimpangan jalan

Kepada pewaris peradaban
Yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan
Di lembar sejarah manusia

Wahai kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
untuk negeri tercinta...



Para aktivis mahasiswa pasti tau dan hafal dengan lagu ini...
Lagu inilah yang mengiringi saat aku pertama kali mengikuti kegiatan sebagai mahasiswa baru di Kampus Perjuangan. Lagu inilah yang membakar semangat ketika diriku "turun ke jalan" sambil mengepalkan jari-jari tinjuku dan menjalankan tugas sebagai salah satu agen perubahan. Lagu inilah yang membuat kerinduan sebagai mahasiswa begitu kuat... Satu hal lagi yang membuat aku tambah bangga dengan lagu ini adalah karena lagu ini bisa membangkitkan keinginan adik kecilku untuk menjadi seseorang yang berguna bagi kampus dan juga bangsanya...

Kamis, 13 Agustus 2009

JILBAB TRAVELER???!!! siapa takut...

Satu lagi buku Asma Nadia telah "kuhabiskan"... JILBAB TRAVELER! Buat yang nge-fans sama Mbak Asma pasti tau, karena buku ini berbeda dengan buku-buku Mbak Asma yang lainnya. Aku gak akan cerita banyak tentang buku ini, soalnya akan lebih seru kalo kamu baca sendiri. Lebih bagus lagi sih kalo beli, soalnya buku ini dilengkapi kamus kecil-kecilan mengenai percakapan sehari-hari di berbagai negara.

Setelah baca buku ini (dan buku LASKAR PELANGI tentunya), aku semakin pengen mengelilingi dunia. Menjadi seorang JILBAB TRAVELER!!! Tapi karena masih banyak keterbatasan, mungkin cita-cita itu kutunda sampai waktu yang tepat. hihihiiii...

Sebenernya aku paling suka sama yang namanya jalan-jalan. Bahkan aku tak pernah takut untuk jalan sendirian, menurut aku jalan-jalan sendirian bikin aku menikmati dan lebih perhatian dengan suasana sekitar. Mungkin ini salah satu sifat yang diturunkan ibu, tapi bedanya kalo aku jalan-jalan sendiriannya cuma naik angkutan umum. heeee... Yang paling aku suka naek kendaraan umum tuh kereta api. Yah, meskipun udah beberapa kali kesilet di kereta ekonomi! Paling suka kalo naek kereta jarak jauh, apalagi ngeliat pemandangan yang kebanyakan sawah-sawah gitu... Hmmmm, jadi pengen deh nyoba naek kereta api terus melintas di rel sepanjang tol Cipularang. Suka banget pemandangannya cuy!!! Selain itu naek kapal ferry, banyak yang bilang kalo naek kapal ferry bikin mual. Tapi buat aku enak banget, jadi ngerasa kayak di TITANIC (ups, enggak qo...). Anginnya bikin seger, terus pemandangan yang dimana-mana air jadi bikin ngerasa dunia ini luaaaasssss banget!!! Yang agak-agak nyeremin itu naek bis dan pesawat, ngerasa gak aman aja... Harapannya sih, ini cuma pengennya loh, kalo bisa aku dapet suami yang seneng jalan-jalan juga. Biar aku gak sendirian lagi, jadi ada temennya gitu... (jadi malu!!)

Nah, dari beberapa negara yang diceritakan dalam buku JILBAB TRAVELER, aku cukup tertarik dengan negara Korea. Tapi bukan karena aku ngefans sama Goo Jun Pyo loh (ampun deh!). Yang sangat aku inginkan dari semuanya adalah bisa keliling Indonesia. Hmmmm... pernah sekali-sekalinya ngelilingin Indonesia dari Aceh sampe Papua naik sepeda pula, yup di TMII!!! Kalo yang beneran sih, masih ece'-ece' banget. Sebelah barat baru nyampe ujung Lampung doang, timur baru menapaki Pulau Bali dan Lombok... Tapi Alhamdulillah, baru segitu aja aku sangat mengagumi ciptaan Allah. Yah semoga saja nanti kalo dikasih rizki dan kesempatan sama Allah aku bisa mewujudkan cita-cita ini. Doain ya teman... ^.^


"Dia-lah yang Menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya..." (Al-Mulk:15)

Senin, 10 Agustus 2009

cerita tentang kilau mutiara yang disinari matahari

suatu pagi aku menemukan sebuah mutiara. indah sekali... apalagi jika di mutiara itu terpantul sinar matahari yang membuatnya menjadi sangat berkilau. kugerak-gerakkan mutiara itu, kulihat-lihat, dan kupakai bermain. ada rasa ingin memiliki sang mutiara indah itu. akhirnya kusimpan saja baik-baik di dalam sebuah kantong milikku yang awalnya kosong. namun, aku tau pasti mutiara itu ada yang punya.

setelah lama kusimpan mutiara indah itu, datanglah si pemiliknya. aku berkenalan dengannya, dan ternyata dia begitu baik. sangat baik... tapi aku merasa dia menginginkan aku mengembalikan sang mutiara indah miliknya. perlahan-lahan aku mencoba untuk merelakan bahwa mutiara itu memang bukan milikku. dengan susah payah menahan rasa, akhirnya aku berani untuk mengembalikan sang mutiara indah kepada pemiliknya.

tahun demi tahun aku tak pernah melihat mutiara indah itu lagi. namun justru aku telah bersahabat dengan pemiliknya. bahkan pemiliknya sempat menawari aku dengan mutiara-mutiara lain yang ia miliki. ada beberapa mutiara yang sepertinya lebih indah, tapi entah kenapa aku masih saja teringat dengan mutiara indah miliknya yang dulu aku temukan.

suatu saat, takdir membuatku melihat mutiara itu lagi. entahlah apa si pemiliknya tau jika aku memang menginginkan mutiara miliknya itu, sehingga seperti secara tidak sengaja dia menyuruhku ke tempat mutiara itu disimpan olehnya. dan aku pun melihatnya lagi...

mutiara itu masih sama indahnya, atau mungkin lebih indah lagi karena sering digosok dan dibersihkan oleh sang pemilik. diam-diam kukagumi lagi mutiara indah itu. rasa kagum ini kurasakan lebih besar daripada waktu pertama kali kusimpan mutiara indah itu. ternyata si pemilik melihatku mengagumi mutiara miliknya. akhirnya kuberanikan diri untuk maminta mutiara itu agar bisa menjadi milikku. namun ia tidak mengatakan "iya", tapi ia cukup membiarkanku bermain-main. batapa senangnya aku bisa bermain dengan mutiara yang aku inginkan dari dulu, meskipun si pemilik belum bisa memberikannya padaku.

ternyata aku tak bisa membohongi perasaanku yang khawatir karena telah bermain-main dengan yang bukan milikku, padalah aku tau si pemiliknya tak menyukai itu. jika aku terus-terusan bermain dengen mutiara miliknya, pasti dia akan marah. tapi aku benar-benar menyukai mutiara miliknya... semoga suatu saat nanti si pemilik mutiara itu bisa memberikan mutiara indah yang aku inginkan. atau kalaupun tidak semoga ia memberiku mutiara lain yang lebih indah...

Kamis, 09 Juli 2009

sedikit mengenai pembelajaran etika politik...

Semalam saya menonton tv, belakangan ini ramai dengan pemberitaan seputar PILPRES... yang cukup disoroti kali ini yaitu ketika Pak JK berkomunikasi dengan Pak SBY melalui telepon selularnya. banyak pihak yang cukup "terharu" dengan adegan ini, katanya hal tersebut menunjukkan sikap yang santun dari para pemimpin kita dan membawa atmosfer demokratis yang baik di negara Indonesia. tapi ada juga pihak yang menyangsikan sikap Pak JK, yang pada hari Rabu 8 Juli lalu masih belum mengakui kemenangan Pak SBY-Boed dengan alasan hasil masih merupakan hasil sementara qiuck count. apakah yang beliau lakukan hanya basa-basi karena mereka berdua masih dalam satu atap kantor yang sama, setidaknya untuk menjaga sikap... tapi saya sih seneng aja dengan akurnya mereka setelah terjadi "perang" sebelumnya. semoga ini menjadi pembelajaran politik yang baik bagi pemimpin lain dan masyarakat Indonesia...

teringat akan mereka...

Tadi pagi ketika berangkat ke kampus aku se-angkot dengan ibu tetangga, kami cukup banyak bercerita mulai dari bersamaan naik angkot sampai aku turun di dekat stasiun Bogor. Beliau berbagi cerita tentang putra-putrinya yang kini sudah menikah dan bekerja di luar kota, bahkan luar pulau. Yah, aku jadi inget ibu sama bapak! Baru aja kemaren aku dan abangku mengantarkan “si adik kecil” mencari tempat kost di Bandung. Berarti sebentar lagi ibu dan bapak bakalan cuma berdua di rumah…

Malam sebelumnya aku iseng nanya sama bapak “pak, bapak udah rela Billy kuliah di Bandung?” Beliau jawab “yah namanya juga anak sekolah, bapak mah rela”. Hiks… jadi kepengen nangis! Gak kerasa anak-anak bapak dan ibu udah gede, dan pasti suatu saat juga bakal “pergi” dari rumah kayak cerita si ibu tetangga tadi. Ibu tetangga yang lain juga pernah bilang padaku kalau ibuku bercerita padanya tentang aku dan abangku yang sekarang udah kerja, katanya ibu cerita sambil nangis saking senengnya dan terharunya. Padahal aku dan abangku kerja juga masih belajar dan masih jauh dari kata mapan, apalagi sampe bisa ngasih sesuatu buat ibu.

Aku jadi sedikit inget sama seorang ibu tua, kayaknya malah lebih tua dari nenekku, yang sering aku liat di stasiun Bogor. Ia berdiri dengan bertumpu pada sebuah tongkat sambil meminta belas kasihan orang yang lewat. Lalu pada seorang kakek tua yang sudah bungkuk berjalan kaki sendirian di sepanjang trotoar kebun raya. Inget dengan komentar bapak “duuhhh, kasian si aki! Anaknya kemana? Kalo nyasar atau gak inget jalan pulang gimana? Ntar kalo bapak udah tua jangan dibiarin jalan sendirian kayak gitu ya. Sekarang aja bapak udah pikun, apalagi kalo udah jadi aki-aki.” Dan ibu yang sering bilang “kalo ibu udah tua jangan dimasukkin ke panti jompo loh!” heheee…

Gak kebayang gimana kira-kira lima, sepuluh atau dua puluh tahun kedepan. Masihkah kedua orang tuaku bisa bersamaku? Pengennya habis lulus kuliah ini aku tinggal di Bogor nemenin ibu sama bapak yang mungkin udah pensiun, tapi kadang aku masih tetep kepengen bisa mengejar cita-cita juga… Belom lagi kalo udah nikah, gak tau bakal dibawa kemana sama suami (hihihiiiii..). Semoga dimudahkan untuk tetap menjaga dan merawat mereka, seperti mereka menjaga dan merawatku sewaktu aku masih kecil.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih saying dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mengasihiku sewaktu kecil’”. (Al-Israa’: 23-24)

Ya Allah, lindungilah keduanya karena Engkau Sebaik-baik Pelindung.

Rabu, 08 Juli 2009

Zaman Jahiliyah Modern

Ketika kita belajar Agama Islam waktu sekolah dulu, kita menganggap bahwa jahiliyah memiliki arti secara bahasa yaitu kebodohan, suatu zaman sebelum Rasul memperkenalkan Islam. Salah satu tokoh yang menggambarkan kejahiliyahan pada saat itu adalah Abu Jahl, pasti kita tidak asing lagi dengan namanya. Abu Jahl adalah nama populer dari 'Amr ibn Hisyam. Sesungguhnya ia merupakan tokoh quraisy yang ditakuti karena sifat kerasnya dan pernah mengakui bahwa dirinya adalah ‘aziizul kariim (orang perkasa lagi mulia). Ia menjadi salah satu penentang ajaran Rasul, dan “mengintimidasi” Abu Thalib (paman Rasul) untuk tetap menganut agama nenek moyang disaat beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Jahiliyah yang sering diartikan sebagai kebodohan, kemiskinan, atau keterbelakangan sepertinya tidak sejalan dengan apa yang dimiliki oleh Abu Jahl. Tetapi justru ialah biang kejahiliyahan, yang merabunkan pandangan masyarakat saat itu terhadap kebenaran, menutup telinga atas ajaran tauhid, dan menghalangi orang untuk beribadah kepada Allah.

Zaman jahiliyah tidak hanya terjadi pada zaman Rasul. Bahkan kondisi di masyarakat kita saat ini bisa disebut jahiliyah. Jahiliyah modern. Muhammad Quthb menyebutkan setidaknya ada empat kriteria suatu zaman dapat dikatakan zaman jahiliyah.

Pertama, tidak adanya iman yang sesungguhnya kepada Allah ta’aala. Saat ini banyak masyarakat kita yang mengaku beragama Islam namun tidak mau menjalankan apa yang telah diperintahkan, tidak mau menerima seluruh konsekuensi dari agama pilihannya, menerima segala aturan Allah dengan setengah-setengah dan masih percaya dengan kebiasaan nenek moyang seperti yang dilakukan oleh orang-orang quraisy.

Kedua, tidak adanya pelaksanaan hukum menurut apa yang telah diturunkan oleh Allah, namun hanya mengikuti hawa nafsu manusia. Dimana aturan yang seharusnya berdasarkan Al-Quran dan Hadits namun ternyata dibuat berdasarkan subjektivitas dan logika pribadi.

Ketiga, hadirnya thaghut yang membujuk manusia untuk tidak taat kepada Allah. Thaghut bukan hanya berarti berhala atau sesembahan, tetapi segala sesuatu yang di-Tuhan-kan oleh manusia. Para remaja misalnya, tidak sadar bahwa artis yang mereka idolakan bisa menjadi thaghut. Para penguasa tidak menyadari bahwa “kursi” yang mereka duduki atau kendaraan yang mereka gunakan juga bisa menjadi thaghut.

Keempat, adanya sikap menjauh dari agama Allah. Banyak manusia yang tidak merasa bersalah jika melakukan apa yang Allah larang. Kedzaliman sudah menjadi hal yang biasa, kemaksiatan menjadi pemandangan sehari-hari. Banyak orang membenarkan hal yang biasa, bukan membiasakan hal yang benar dan sesuai syariat. Kesalahan dianggap maklum, yang dicari adalah pembenaran bukan kebenaran.

Intinya, jahiliyah itu adalah syirik. Sadar atau tidak sadar, kita (termasuk saya) sering berada dalam kejahiliyahan. Bahkan kejahiliyahan dapat diatur atau diskenariokan oleh Abu Jahl-Abu Jahl modern saat ini. Bagaimana membentuk masyarakat yang takut dengan Islam, anti-syariat. Namun, kita masih bisa keluar dari kondisi ini dengan tetap berpegang pada apa yang telah diturunkan oleh Allah. Semoga kita bukan merupakan bagian dari masyarakat jahiliyah...

“Allah ta’aala Peindung orang-orang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah: 257)

Wallahu ‘alam bishawab


Sumber inspirasi: Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim, Salim A. Fillah

Minggu, 07 Juni 2009

untuk seorang adik kecil

Tadinya aku berpikir, adik kecil tetaplah adik kecil... Tak sadar kalau adik kecil itu sekarang telah dewasa. Semalam ia bercerita banyak sekali tentang persiapannya masuk kuliah, aku menikmati ceritanya. Menikmati memandangnya bercerita dengan begitu antusias. Tak pernah sadar kalau suatu saat dia tak akan lagi bersamaku di bawah atap yang sama. Dia juga akan pergi, sama sepertiku, sama seperti abangku.

Bagiku, adik kecil tetaplah adik kecil yang harus selalu kujaga... Tak sadar adik kecil itu sekarang memiliki badan yang jauh lebih besar dari badanku, sehingga aku tak perlu khawatir lagi. Kulihat foto dirinya 16 tahun lalu, berkulit putih dan berbibir mungil (hahahaaa... lucu banget deh!). Kuingat bagaimana ia menangis ketika "dipaksa" makan oleh ibu, menangis waktu bertengkar dengan abangku, menangis jika berangkat sekolah TK, menangis sambil mengetuk-ngetuk pintu kamarku karena takut tidur sendirian. Tak pernah sadar kalau adik kecil itu sudah menjadi dewasa, dan tak pernah menangis lagi.

Setelah kutunaikan kewajibannku pada Rabbku, aku berdoa sambil mengingat adik kecilku. Betapa ia sangat kusayang, betapa aku sangat merasa kehilangan jika ia pergi jauh (padahal cuma ke Bandung). Aku meminta semoga Allah mengabulkan apa yang ia pinta, selalu menjaganya dimanapun ia berada.



09 Juni 200
9
For my little brother,
Selamat ulang tahun Bill...


Rabu, 03 Juni 2009

Dunia Pasca Kampus (versi risdie)

Ditulisan sebelumnya saya sudah memaparkan apa yang saya dapat dari seminar pasca kampus. Nah, sekarang saya mencoba untuk menceritakan rencana hidup saya setelah saya keluar dari kampus... (sebenernya sih berharap masih bisa di kampus, ngerasa belum siap menghadapi dunia pasca kampus! heheee...)

Hmmm…

Planning pertama, bekerja di lembaga pemerintahan. Kenapa? Sebenernya saya penasaran dengan dunia yang banyak dihindari oleh orang-orang yang takut “gak tahan” berada di ranah publik. Katanya sih, dulu para aktivis dakwah juga dilarang memasuki ranah ini. Namun dengan melihat kebutuhan sekarang, justru para aktivis dakwah sangat diperlukan mengisi pos-pos yang strategis dan menciptakan pemerintahan yang bersih. Tentunya untuk memasuki wilayah ini harus memiliki kompetensi keilmuan dan juga kekuatan iman (sanggup gak yaaaa....).

Planning kedua, menjadi seorang akademisi. Saya suka belajar dan mengajar. Mungkin ada keturunan juga kali ya dari kedua orang tua saya yang keluarganya mayoritas adalah pengajar. Setidaknya saya punya modal otak yang lumayan (hihihiiii!!! makasih ya pak, bu…) dan pengalaman pernah mengajar meskipun cuma sama temen2 dan privat ade tingkat. Tapi, untuk menjadi seorang akademisi pastinya memerlukan jenjang pendidikan yang tinggi (hal ini berkorelasi dengan biaya yang tinggi pula). Nah, sebenernya saya juga pengen nerusin S2 sih. Sempet ada kepengen ngambil jurusan Ekonomi Publik (kalo ada sih yang syariah sekalian…). Kalo udah punya modal ilmu ekonomi publik tapi ternyata gak jadi akademisi, ya ilmunya dipake buat masuk ke ranah publik tadi (heheheee…).

Planning ketiga, mau wirausaha aja… Sebenernya saya gak berbakat untuk jadi wirausahawan. Tapi kenapa saya tetap memasukkannya dalam rencana hidup? Pertama, Rasul juga mencontohkan untuk melakukan perniagaan. Kedua, udah banyak wirausahawan yang berhasil sehingga bisa mandiri secara financial. Selain itu ada sedikit keyakinan kalo saya punya bakat keturunan. Soalnya kedua orang tua saya adalah pebisnis diluar pekerjaan utama mereka, meskipun kecil-kecilan. Setidaknya kalo saya gak berniat bekerja di tempat lain, saya bisa nerusin usaha orang tua. Tiga buah ruko milik bapak dan satu buah kos-kosan punya ibu bisa jadi modal. Tapi karena keinginan terbesar saya adalah bekerja di pemerintahan, untuk menjadi wirausahawan saya simpan sebagai planning ketiga.

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al-Hasyr:18)

Allah menekankan agar kita memperhatikan kehidupan untuk hari esok baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat. Semoga dengan menuliskan sebagian dari rencana hidup ini membuat saya lebih bersemangat untuk mencapainya dan semoga Allah meridhoi apa yang telah direncanakan menjadi sebuat kenyataan.

Selasa, 02 Juni 2009

Dunia Pasca Kampus

Menjadi mahasiswa tingkat akhir tidak mudah, apalagi jika dikaitkan dengan dunia pasca kampus. Apa yang akan kita hadapi setelah keluar dari kampus, seperti apakah dunia pasca kampus itu... Kebetulan saya pernah mengikuti seminar pasca kampus, dan itu cukup membantu mempersiapkan diri menghadapi dunia pasca kampus.

Katanya sih, dunia pasca kampus itu dibagi menjadi tiga sektor. Pertama, sektor Publik. Yang masuk ke dalam sektor ini adalah para penyelenggara negara, seperti orang-orang yang bekerja di lembaga pemerintah (PNS kali yaaa...), termasuk para wakil rakyat yang duduk di DPR atau bahkan Presiden dan kabinetnya. Kedua, sektor Privat. Yang masuk ke dalam sektor ini adalah orang-orang yang bekerja di institusi yang berorientasi pada profit, misalnya pengusaha atau pegawai perusahaan swasta. Ketiga, yaitu sektor selain Publik dan Privat. Biasanya disebut sektor Ketiga. Orang-orang yang berada di sektor ini adalah orang yang bekerja di luar sektor Publik dan Privat. Contohnya akademisi, orang yang bekerja di lembaga sosial, parpol, atau LSM.

Nah, bagaimana kita memilih sektor apa yang pas dengan karakter diri...

Pertama2, gali bakat dan potensi yang kita miliki. Misalnya dengan menuliskan sifat2 utama kita, baik yang positif maupun yang negatif. Contoh: sifat kita adalah pekerja keras, mudah bergaul, tapi gak bisa kerja di bawah tekanan, boros, dll. Nah, kalo sifat2 kayak gini bisa aja mengarah ke rencana menjadi pengusaha. Trus kita lihat hobi yang kira2 bagus untuk dimasukin ke rencana kita. Contoh: hobi kita makan bakso, kalo punya kemauan kita bisa jadi pengusaha bakso (hehe...). Atau kalo hobi kita berorganisasi, apalagi yang banci tampil (maap..) bisa tuh dijadiin modal untuk masuk ke sektor publik. Kalau hobi kita ngasih les privat adek2 tingkat, itu bisa jadi modal untuk jadi pengajar.

Kalo punya prestasi tulis juga tuh, prestasi kan gak mesti yang dapet piala. Misalnya kita pernah menjadi ketua panitia atau ketua organisasi di kampus, berarti kita punya modal menjadi pemimpin. Kira2 data itu yang dibutuhkan untuk menentukan rencana ke depan. Dari semua yang kita tuliskan, bisa dibikin suatu kesimpulan. Misalnya: Rencana A menjadi dosen sekaligus pengusaha bakso di kampus (haha... kesimpulan yang aneh! tapi ini contoh kecilnya).

Udah siap merencanakan dunia pasca kampus kamu???

Senin, 01 Juni 2009

Mang Iming

Seseorang yang aku temui hari Minggu kemaren saat aku keluar dari sebuah rumah makan di daerah Pakuan. Tadinya sih gak yakin kalo itu beneran dia, tapi ingatanku gak mungkin salah... Beliau gak banyak berubah!

Terlintas kejadian 13 tahun lalu, ketika aku masih kelas 3 SD...

Hari itu hari Jumat, aku masuk sekolah jam 2 siang. Entah kenapa hari itu jemputanku gak dateng-dateng. Padahal aku udah nunggu di depan jalan rumahku. Akhirnya karena takut tambah telat, aku minta abangku yang baru pulang sholat Jumat untuk mengantarkan ke sekolah. Yah, saat itu abangku juga masih sekolah kelas 5 SD, tapi setidaknya dia udah bisa naek angkot sendiri.

Akhirnya berita itu sampai juga ditelingaku...

Mang Iming kecelakaan!!!

Ya, dia adalah supir jemputanku. Dia orang yang sangat baik, dan ibuku juga percaya aku dianter jemput olehnya. Aku dan keluargaku cukup dekat dengan beliau. Mendengar kabar itu, aku langsung nangis... Ternyata mobil jemputan Mang Iming ditabrak oleh mobil lain yang dikemudikan oleh seorang ibu berkebaya yang bukannya menginjak rem, tapi malah menginjak gas. Mobil jemputan Mang Iming terguling, menewaskan satu orang anak kelas 1 SD tetangga. Mang Iming sempat dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan... Dan memang ternyata bukan beliau yang salah. Tapi kejadian itu sangat membuat trauma Mang Iming dan beberapa orang tua yang menitipkan anak-anaknya kepada beliau, termasuk ibuku.

Sejak saat itu aku diajari naek angkot sendiri ke sekolah...

Beberapa tahun sejak kejadian itu, aku pernah beberapa kali ketemu Mang Iming. Setelah berhenti menjadi supir jemputan, beliau beralih profesi menjadi supir angkot. Dan kemarin ketika aku bertemu lagi dengannya, dia sudah membawa mobil Atoz berwarna oranye. Satu hal yang bikin aku seneng, beliau masih mengingatku, ibu dan juga abangku!!!

13 tahun sudah kejadian itu berlalu...
Semoga Mang Iming selalu dalam penjagaan Allah, Dzat yang paling baik menjaga sesuatu...

Rabu, 06 Mei 2009

hikmah dari satu kalimat

Siang ini air di kamar mandi tempat ku bekerja sedang mati, padahal sudah waktunya sholat dzuhur… Akhirnya ku putuskan untuk sholat di Masjid Ukhuwah Islamiyah (MUI), di samping gedung kantorku. Lebih jauh sih dibandingkan dengan mushola yang ada di lantai bawah, tapi gak apa2, setidaknya aku masih bisa mengharapkan pahala dari setiap langkahku menuju dan pulang dari masjid itu.

Hmmmm… MUI.
Jadi teringat ketika tempat itu menjadi tempat yang memiliki tingkat kenyamanan cukup tinggi buatku, terutama ketika aku masih menjadi mahasiswa kelas pagi. Sambil jalan aku mendengar seseorang sedang menyampaikan ceramah ba’da sholat dzuhur, mungkin seorang ustadz. Sebenernya sih gak terlalu fokus ngedengerin, soalnya aku langsung masuk ke tempat wudhu. Tapi ada satu kalimat yang paling aku tangkep dari ceramah ustadz itu…

“tidak ada satu makhluk pun yang tidak mengetahui siapa Tuhannya”

Setelah berwudhu segera kumasuki tempat sholat akhwat di lantai 2. Kutunaikan sholat dzuhur ditambah dengan sunnah rawatib, kemudian kubiarkan tubuhku beristirahat sejenak untuk menikmati berada di tempat ini lagi. Ternyata masjid ini masih memiliki tingkat kenyamanan yang cukup tinggi buatku! Sayangnya aku tak bisa terlalu lama karena aku harus kembali ke depan komputer untuk menyelesaikan pekerjaan dan tugas kuliah.

Selama perjalanan pulang, kucerna kembali kalimat yang disampaikan ustadz pada ceramah tadi.

“tidak ada satu makhluk pun yang tidak mengetahui siapa Tuhannya”

Tentu saja! Karna sesungguhnya setiap benda yang ada di alam raya ini berdzikir menyebut nama Allah dengan caranya masing-masing. Belum lagi manusia yang ruhnya ditiupkan disaat hari ke 120 berada di rahim ibunya, telah berjanji untuk mengakui bahwa Allah-lah Tuhan mereka.

Salah satu sifat dasar manusia adalah memiliki rasa ketergantungan. Sebagai ummat Islam, tentunya sifat ketergantungan ini seharusnya ditujukan hanya pada Allah. Kadang aku merasa heran dengan manusia yang sudah mendapatkan begitu banyak nikmat dunia (mulai dari nikmatnya sehat, bisa memakan makanan apapun yang diinginkan, mendapatkan nilai baik, pekerjaan baru dengan gaji tinggi, and the bla… bla… bla…) tetapi tidak menyadari bahwa seluruh nikmat itu berasal dari pemberian Allah. Sehingga tidak ada yang dilakukannya untuk mensyukuri nikmat-nikmat tersebut. Contoh sederhananya, mau menerima nikmat tapi tidak mau disuruh sholat.

Atau ada juga manusia yang begitu banyak mendapatkan kesulitan (rezeki tidak lancar, badan tidak sehat, mendapatkan nilai jelek, kehilangan pekerjaan, susah mendapatkan jodoh, and the bla… bla… bla…) tidak menyadari bahwa sesungguhnya yang dia terima itu adalah pemberian Allah juga. Saking tidak bersyukurnya, ia hanya bisa meratapi nasib dan menyalahkan Tuhannya tapi tidak mau merubahnya dengan beribadah lebih sungguh-sungguh.

Fabi ayyi alaa irobbikumaa tukadzibaan…
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Semoga ini menjadi sebuah renungan

Senin, 04 Mei 2009

cerita kehidupan atas nama CINTA

Pernahkah terpikirkan mengapa Allah menciptakan kita?

Allah menciptakan segala sesuatu pasti ada manfaatnya. Allah tidak menciptakan kita, makhluk-Nya, selain karena satu hal yaitu: CINTA.

Setiap benda di angkasa yang diciptakan untuk kemudian bergerak, berputar atau beredar dengan teratur... Setiap benda di bumi yang diciptakan kemudian tumbuh, jatuh, mengalir, atau terbang ke arah angin yang menghembusnya... Setiap bunga yang mekar, setiap ulat yang berubah menjadi kupu-kupu indah... Semua tercipta karena cinta. Seperti kata Ibnu Qayyim dalam Taman Para Pencinta, semua gerak di alam raya ini, di langit dan bumi, adalah gerak yang lahir dari kehendak dan cinta. Subhanallah...

Ya, Allah menciptakan kita karena Ia mencintai kita... Bahkan jika Allah tidak mendapatkan manfaat dari ciptaan-Nya, maka tidak ada yang dapat menjelaskan motif di balik cerita kehidupan itu kecuali hanya satu kata: CINTA. Mengutip tulisan Anis Matta dalam Serial Cinta.

Percayakah kau bahwa Allah mencintaimu?
Dan apa yang telah kau lakukan untuk membalas cinta Allah kepadamu?

Buktikanlah kalau Allah tidak sia-sia menciptakanmu dan memberikan kau kesempatan untuk hidup...
Balaslah cinta Allah dengan seluruh cinta yang kau miliki, cinta terhebat yang tak pernah kau serahkan selain hanya kepada-Nya.

Ya Allah,
ketika kudekati diri-Mu sejengkal, maka Kau menghampiriku sehasta.
ketika kudekati diri-Mu dengan berjalan, maka Kau menyambutku dengan berlari...
inginnya aku menghambur untuk melebur dengan cinta-Mu.

disaat aku tak bisa mendefinisikan cinta-Mu kepadaku...

Indonesia Militan by A. Riawan Amin

Mulai deh ngerasa "haus" akan buku, pas jalan ke toko buku banyak yang pengen dibeli. Tapi karna keterbatasan finansial, jadinya pilih2 yang lagi pengen banget dibaca. Sebenernya gak ada judul yang direncanain, tapi akhirnya nemu juga buku yang cukup berisi (diliat dari judul dan sinopsis belakang buku! hehe...) dengan harga yang standar buat mahasiswa...

Indonesia Militan by A. Riawan Amin

Selain judulnya, satu hal yang bikin aku ngerasa suka sama buku ini yaitu penulisnya. Sempet mikir "siapa ya A. Riawan Amin???" kayaknya nama itu gak asing buat aku. Saking penasarannya aku sampe nyari di internet, hehe... akhirnya aku inget!!! dia pendiri bank syariah pertama di Indonesia, Bank Muamalat Indonesia. Ia juga penulis dari buku The Celestial Management. Waaaahhhh.... berarti aku gak salah beli buku!

Buku Indonesia Militan menggambarkan kondisi degradasi mental bangsa Indonesia saat ini. Jangan dibandingkan dengan militansi Bung Karno dan Bung Hatta, para founding fathers kita. Bangsa Indonesia sudah kalah jauh dengan bangsa tetangga yang justru dulu berguru ke tempat kita, bahkan dari negara yang memiliki wilayah tak seluas Jakarta.

Apa sih arti kata "militan"???A. Riawan Amin dalam buku ini mengartikan militan sebagai orang yang memiliki semangat tinggi dalam memperjuangkan apa yang diyakini. Menurutnya ada tiga ciri orang yang militan. Pertama, ia seorang aktivis. Kedua, seorang militan tidak pernah berhenti berjuang. Ketiga, seorang militan memiliki kepemimpinan yang kuat dan visioner.

Jika kita melihat betapa hebatnya bangsa terdahulu untuk memperjuangkan kemerdekaan, itulah yang disebut militan. Namun, mereka pasti akan merasa sakit hati melihat apa yang dulu diperjuangkannya sekarang malah dirusak oleh bangsa sendiri. Memang, mental bangsa ini sudah dirusak secara perlahan-lahan. Baik itu dari segi kepemimpinan yang tidak lagi menjadi "pelayan" bagi rakyatnya, sampai gaya hidup yang tidak merasa bangga dengan milik sendiri.

Kemandirian bangsa. Itu hal kedua yang harus dipahami oleh bangsa ini. Mau sampai kapan kita terus bergantung pada "uluran tangan" asing? Tentunya semua bangsa di dunia mengakui bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya, tapi sayang nya bangsa indonesia tidak mencintai negaranya sendiri. Segala aset dijual untuk "ngasih makan" orang kaya, produk-produk Indonesia kalah bersaing dengan produk luar negeri hanya karena alasan prestis. Andaikan pemimpin dan rakyat kita bersatu, membuat suatu visi yang akan dicapai bersama-sama bukan hanya segelintir orang yang menggunakan emblem partai atau golongan.

Perekonomian adalah hal yang sangat fundamental bagi suatu negara, sistem ekonomi harus dibuat sesuai dengan kebutuhan rakyat. yang pro-rakyat lah intinya! Namun, sistem ekonomi kita masih cenderung kapitalis. Modal hanya berputar di sektor keuangan, yang kaya akan semakin kaya. Bank-bank konvensional hanya menginvestasikan dana masyarakat di SBI. Padahal bangsa ini sudah sadar betul bahwa sektor riil-lah yang menjadi penopang utama perekonomian kita. Nah, dalam buku ini A. Riawan Amin menekankan pentingnya revitalisasi sistem perbankan dan keuangan. Apalagi kalo bukan tujuannya men-syariahkan sistem ekonomi kita. Sistem ekonomi syariah bukan hanya sistem yang menghindari hal-hal berbau riba, spekulasi, keuntungan dari bunga dan segala macam yang berjenis haram. Tapi sistem ekonomi syariah juga turut mengembangkan sektor riil yang ada di masyarakat bahkan samapai ke lapisan bawah, atau yang dalam buku ini disebut usaha yang baru start-up. Setidaknya isu yang dibawa oleh sistem ekonomi syariah bukan hanya sekedar meng-Islamkan Indonesia, tapi juga mensejahterakan rakyat Indonesia secara keseluruhan.

Setelah bangsa Indonesia sudah bisa hidup sendiri, kalo kata Bung Karno "berdiri di atas kaki sendiri", dan sudah mapan secara ekonomi, maka insyaAllah bangsa Indonesia dapat bersaing di kancah dunia. Dan negara Indonesia akan terbebas dari yang namanya "penjajahan" baik secara kasat maupun yang tak kasat mata, dengan senjata maupun iming-iming harta, ataupun penjajahan secara moral spiritual (hahaha... apaan sih risdie!!!).

Begitulah. Sudah terlalu banyak kebobrokan mental bangsa Indonesia yang dirangkum oleh A. Riawan Amin dalam buku ini. Saatnya kita memperbaiki diri dan berusaha menjadi orang yang militan, menciptakan perubahan demi kemandirian bangsa dan perbaikan. Andai saja buku ini dibaca oleh semua bangsa Indonesia, aku yakin Indonesia bukan hanya menjadi bangsa yang berdikari tapi juga menjadi cerminan bangsa lain. Saatnya untuk berubah. Harapan itu masih ada!

.09Januari2009.

Rabu, 11 Februari 2009

cuma gara-gara STNK...

cerita ini dimulai ketika salah satu atasanku di tempat kerja meminta untuk ngurusin perpanjangan STNK motor milik lembaga, soalnya beliau mau ke luar kota. yang disiapin buat ngurus yaitu STNK, KTP asli ketua lembaga dan surat kuasa.

akhirnya aku berangkat pagi2 langsung dari kosan naek angkot ke SAMSAT DEPOK, yang ternyata jauh juga yaaaaa.... nyampe sana aku mampir ke tukang fotokopi untuk fotokopi KTP dan STNK. eh si abangnya bilang "BPKBnya mana?". Lah, pan aye kagak tau bang kalo kudu bawa BPKB... katanya sih harus bawa BPKB, kalo gak ya gak bisa. langsung aku telpon atasanku itu, heheee... ternyata BPKB ada di brankas yang kuncinya aku pegang sendiri! dasar... **hari pertama misi gagal

hari kedua aku coba dateng lagi ke SAMSAT DEPOK untuk melanjutkan misi perpanjangan STNK. semua udah dikopi, aku langsung masukin berkas dan ngantri di ruang tunggu. setelah kira2 setenagh jam nunggu, akhirnya aku dipanggi. tapi ternyata pemanggilan aku ini bukan untuk melanjutkan pembayaran pajak. tapi untuk bilang "mbak, berkasnya kurang surat keputusan pendirian dan domisili dari Kelurahan". tetewwww... kagak jadi lagi deh!!! akhirnya diriku pulang dengan muka sedih dan hati kesel... **hari kedua misi gagal kembali

hari ketiga aku berencana untuk membereskan semua-muanya, aku jabanin deh Kelurahan manapun! pokoknya kudu selesai sebelum atasanku pulang dari luar kota. lebih pagi dari biasanya aku berangkat ke tempat kerja, nyiapin berkas trus langsung ke Kelurahan Kukusan (yang katanya kalo UI masuk Kelurahan sana). naik bikun dan jalan kaki becek-becek gak naik ojek ke KuKel... sampe sana aku diterima dengan baik sama mbak-mbak Kelurahan. ternyata UI emang Kelurahan Kukusan, tapi sayangnya si mbak bilang "surat pengantarnya mana? kalo UI pake surat pengantar dari fakultasnya..." oowwww... hampir aja aku nangis di depan mbaknya!!! "yah mbak, ribet lagi dong ngurusnya! kalo pake surat keputusan pendirian aja bisa gak?". lalu si mbak menanyakan kepada yang lebih berwenang, dan ternyata bisa cuy!!! legaaaa.. tapi aku diminta fotokopi dulu. nah setelah selesai fotokopi aku diminta nunggu lagi buat pembuatan surat domisili. lagi-lagi... "mbak dari Fakultas Hukum ya??? aduh maaf saya gak liat asalnya... kalo Fakultas Hukum masuknya Kelurahan Pondok Cina!". ohhhh tidaaaakkk... jangan sampai misi ini gagal lagi!!! dengan terhuyung-huyung dan mata sudah hampir tak bisa menampung keinginan air mata ini untuk keluar aku berjalan kembali di atas jalanan yang becek. akhirnya aku gak tahan untuk sedikit menangis selama jalan kaki menuju halte bikun KuKel.

fiiuuuuhhh... ternyata penderitaan ini belum berakhir, Kelurahan Pondok Cina tuh jauuuuhhh banget dari jalan masuknya!!! selama perjalanan aku hanya bisa berdoa semoga Allah memudahkan pekerjaanku, hal positif yang bisa aku ambil adalah :satu-satunya yang bisa aku sebut hanyalah nama Allah, Dzat dimana aku bisa meminta dan memohon, satu-satunya Dzat yang bisa memberikanku pertolongan. sampe di Kelurahan PoCin, aku menunggu bersama ibu-ibu yang mau bikin surat keterangan kematian suaminya. waktu menunggu yang agak lama kugunakan untuk mengobrol dengan ibu-ibu bernama Ibu Syamsul yang ternyata seorang pemijit/pengurut. yang menarik dia mengakui kalo dia punya "ilmu", katanya sih turunan dari orang tua ibunya yang asli Banten dan dia memperoleh ilmu dari suaminya yang asli Dayak (huuu... seremmm!!!). tapi anehnya dia bisa bikin orang lain mudah mendapat kerja atau menjual tanah dengan harga tinggi, tapi dia gak bisa menggunakan ilmunya untuk "menarik" pembeli rumah yang ingin ia jual dengan harga tinggi. heheee... kejadian lucu lagi di Kelurahan PoCin, ada poster dari KPK dengan tulisan kira2 "melayani masyarakat adalah tugas kami pegawai negeri. apabila ada pungutan maka itu KORUPSI". tapi pas surat yang aku minta selesai dan aku hendak ngeloyor pergi, si masnya bilang "maaf mbak, ada uang kompensasi". laaaahhh... "bukannya gratis ya mas?" dengan soknya aku nanya gitu, hahahaaa... bilang aja kagak ada duit!!! eh alesannya dia buat uang kas. pas aku tanya "berapa emang?", si masnya jawab "terserah mbak". naaahhhh, nyang kayak begini nih yang bisa disebut korupsi kecil-kecilan... ya udah aku kasih uang aja seadanya pengennya sih sekalian bilang "maap ya mas uangnya sedikit aja biar dosa mas juga sedikit!!!!" hahahaaaa... **ngaco

selesai dari Keluharan PoCin sekitar jam setengah 12, nyampe SAMSAT paaaaasss banget adzan. ya loketnya lagi istirahat laaahhhh... ya udah karena merasa terpanggil, aku langsung menuju masjid kecil yang tempat wudhunya gak dipisah antara ikhwan-akhwat. untung masih sepi! habis sholat berjamaah aku sempat melirik ke sekitar masjid. wuuuiiiihhh... ternyata masjidnya full bo! malah sampe pada ngantri gantian sholat, nungguin di teras masjid. subhanalah, ini satu-satunya suasana yang bikin aku seneng ada di SAMSAT DEPOK!!!! habis sholat aku langsung masuk ke ruang tunggu untuk ngumpulin berkas, kira-kira nunggu 1,5jam buat dipanggil lagi. udah sampe ngajakin ngobrol mbak sebelahku yang baru sekali itu juga ngurusin STNK motor suaminya, mana sempet ketiduran karna saking capeknya mengingat perjuangan keras sejak pagi. tiba-tiba aku dipanggil... senangnyaaaa!!!! langsung aku bayar pajak dan ngambil STNK... Alhamdulillah, Allah memberikaku pertolongan... banget! pas mau keluar ternyata masih ada si mbak yang tadi duduk sebelahku, akhirnya kita berdua pulang bareng naik angkot yang sama. eh malah kenalan n ngobrol banyak hal, makasih ya Teh Rina!!! **hari ketiga akhirnya misi BERHASIL

hhhh... capek ya ceritanya, aku juga capek kalo inget-inget kejadian itu. kenapa sih mesti 3x???! sebodoh itukah diriku????! tapi ya aku mencoba untuk ngambil hikmahnya aja... makasih Ya Allah :)

Sabtu, 31 Januari 2009

Senangnya jadi orang sibuk =D

Pernahkah kamu bayangkan ketika kamu terbangun dari tidur di pagi hari, kamu harus mengingat-ingat kalau pagi ini kamu harus berangkat ke tempat bekerja...
Kemudian di siang harinya, kamu sudah ada janji dengan klien untuk membahas project bersama...
Sore hari membahas masalah keuangan dengan atasan...
Malam harinya janji untuk makan malam bersama sahabat...
Itu masih di hari yang sama.

Belum lagi agenda keesokan harinya untuk menghadiri acara pengajian di dekat rumah, mengikuti pelatihan dan kajian keilmuan...
Atau agenda rutin lainnya seperti mengajar di kampus...

Ada satu perasaan yang tak bisa saya ungkapkan disaat saya merasa hari-hari saya dipenuhi dengan agenda. Kadang apa yang saya lakukan adalah suatu hal yang bermanfaat, baik itu buat diri saya sendiri maupun untuk orang lain di sekitar saya.
Intinya menjadi orang sibuk itu menyenangkan loh...

postingan pertama heheuy...

Alhamdulillah..
akhirnya jadi juga bikin blog euy!
mudah2an blog ini bermanfaat buat saya dan buat yang baca yaaa....