Selasa, 10 Januari 2012

Kembali

Bismillah...

Akhirnya setelah hampir 10 bulan vakum menulis di blog pribadi ini, aku mencoba untuk kembali bercerita. Semoga apa yang aku tuliskan dapat memberikan manfaat, dan semoga coretan ini menjadi lebih bermakna.

Selasa, 03 Mei 2011

pergerakan pegawai UI

Ada yang tak biasa pemandangan di kampus kali ini. Biasanya kita melihat sekumpulan mahasiswa berjaket kuning bergerombol, berkumpul dan bersiap melakukan aksi atau demo. Namun, kali ini aku melihat bukan para mahasiswa, tapi para pekerja dan pegawai UI yang sedang bersiap menuju Perpustakaan Pusat UI. Bapak-bapak, ibu-ibu para dosen non-PNS dan karyawan itu menggugat dan menuntut status untuk dapat menjadi PNS.




Isu ini berawal dari berubahnya status UI dari PTN menjadi BHMN, dimana para pegawai UI memiliki status sebagai pegawai BHMN. Pada akhirnya, status UI BHMN ditolak dan dihapus untuk kembali menjadi PTN dengan bentuk BLU (meskipun saat ini juga sedang digodog bentuk baru untuk universitas negeri). Dengan dibatalkannya status UI BHMN, maka ada ketidakjelasan status bagi pegawai BHMN yang disamakan dengan pegawai honorer. Padahal mereka sudah bekerja bertahun-tahun bahkan ada yang sudah berpuluh tahun.




Senin lalu, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional dan sebelumnya adalah Hari Buruh (nyambung gak ya?!), sudah dilakukan aksi di depan istana. Namun, permintaan perubahan status untuk menjadi PNS harus diajukan oleh universitas itu sendiri. Sehingga aksi pada hari ini ditujukan ke pimpinan UI. Miris memang, ketika para dosen UI yang melakukan aksi, meninggalkan jadwal mengajar. Hal ini seharusnya menjadi sorotan utama bagi pemimpin UI sendiri. Jika hal ini terus dibiarkan, bagaimana UI mau menjadi kampus terbaik.

Selasa, 26 April 2011

Seputar nikah muda

Sering banget liat billboard BKKBN yang terpampang di pinggir jalan, tulisannya "Pernikahan dini banyak problemnya. Raih prestasi tunda pernikahan dini...". Agak bingung dengan definisi pernikahan dini, mungkin bisa diartikan menikah pada usia muda. Kata 'muda' sifatnya relatif. Berdasarkan pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974, perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun. Itu batas minimal yang diatur oleh negara, sedangkan dalam Islam tidak ada batasan umur untuk menikah. Bahkan istri Rasulullah, Aisyah, menikah di usia 9 tahun sebelum ia dewasa (jika haid merupakan penjelasan dari kata dewasa).



Mungkin kalimat dalam billboard itu mengartikan pernikahan dini adalah pernikahan tanpa rencana. Aku sepakat dengan pernikahan haruslah terencana, karena pernikahan perlu persiapan baik dalam hal fisik maupun mental. Secara fisik seorang wanita juga membutuhkan kesiapan jika setelah menikah kemudian hamil dan punya anak. Selain itu harus dipikirkan juga mengenai rencana-rencana setelah menikah, seperti berapa jumlah anak, pendidikan, dan pekerjaan. Karena tanpa perencanaan, menikah sama saja dengan sekedar mengesahkan hubungan pria dan wanita tanpa masa depan yang jelas.



Aku dan suamiku menikah di usia yang sama-sama 23 tahun. Mungkin bagi beberapa orang usia segitu bisa dibilang muda. Menurutku ada benarnya juga tidak. Secara fisik, usia 23 tahun bagi seorang wanita sudah siap untuk menikah dan punya anak. Tapi memang di usia kami yang masih 23 tahun, belum mapan dalam hal karir. Tapi bukan berarti kami tidak memikirkan masalah finansial masa depan kami. Toh kami merasa penghasilan kami cukup untuk membiayai kebituhan hidup, yah baru sekedar cukup atau tidak berlebihan. Bahkan saat ini kami sedang berusaha mencicil rumah, meskipun bukan rumah mewah dan memerlukan usaha penghematan untuk menyisihkan uang cicilan per bulannya. Itulah pelajaran hidup yang kami dapat dalam pernikahan di usia muda ini.



Aku sangat sepakat dengan ucapan suamiku "menikah muda tidak menghalangi karir dalam pekerjaan". Selain itu, menikah muda bukan berarti menghalangi kita untuk berprestasi. Banyak contoh orang-orang di sekitarku yang menikah muda tapi masih dapat melanjutkan kuliah sampai S2 atau S3 di luar negeri. Bahkan aku pernah mendapat cerita seorang mahasiswi yang sedang S3 sambil menggendong kedua anaknya yang masih kecil. Subhanallah, dengan niat yang kuat insyaAllah menikah muda bukan halangan untuk berkarir maupun berprestasi.


Senin, 18 April 2011

Melihat rejeki Allah di setiap peluang



Miris mendengar cerita seorang teman yang bekerja di daerah Sudirman dengan gaji 700 ribu rupiah per bulannya, belum lagi dipotong bayar kosan 400 ribu rupiah per bulan. Sisa uang 300 ribu rupiah harus cukup untuk membiayai transportasi dan makan selama sebulan. Masih bersyukur karena ia punya teman satu kos yang kadang ditumpangi untuk berangkat dan pulang kerja, itu juga kalau kebetulan mereka bisa berangkat bareng. Belum lagi ia harus menahan rasa lapar karena kehabisan uang.


Lain lagi cerita teman yang bekerja sambil kuliah, dengan gaji satu juta per bulan sebagiannya habis untuk bayar cicilan pinjaman uang kuliah. Belum lagi masih ada adik yang harus dibiayai sekolahnya. Hidupnya bergantung dengan kebaikan penjual makanan di kantin yang sering ia hutangi sebelum mendapatkan gaji. Tapi bersyukurnya ia sering mendapat proyek dari pekerjaannya dan uang transportasi jika ia ditugaskan keluar kantor. Setidaknya masih ada tambahan penghasilan untuk menutupi hutang-hutangnya.


Mungkin kita melihat betapa sulitnya hidup mereka, tapi kita tidak tahu di balik ujian Allah itu mungkin Allah sedang Mempersiapkan kehidupan yang lebih baik. Allah telah Mengatur rejeki setiap hambaNya, kita hanya perlu untuk berdoa, berusaha dan tawakal. Kita harus pandai mencari peluang dimana Allah akan Menurunkan rejeki itu. Jangan pernah menganggap remeh suatu pekerjaan dengan alasan tidak cocok atau dengan gaji yang tidak sesuai, mungkin itu awal dari ujian yang Allah Berikan, mungkin juga itu merupakan jalan menuju keberkahan dan rejeki yang Allah siapkan untuk kita. Setiap langkah, selama kita masih bisa dan mampu, jangan pernah berhenti untuk berusaha. Karena berhenti atau diam sama saja dengan kematian. Bahkan kita dianjurkan berjalan dan keluar rumah untuk mencari rejeki itu. Entah nanti kita akan menemukan sekoin uang, atau kita akan bertemu dengan orang yang akan memberi kita pekerjaan atau bahkan diberi sebungkus nasi sekedar untuk memenuhi kewajiban kita pada tubuh ini. Allah tidak pernah tidur, Allah tidak pernah diam Melihat setiap usaha hambaNya. Kalaupun Allah belum juga mendatangkan rejeki itu pada kita, itu karena Allah ingin Melihat seberapa kuat usaha kita untuk 'merayu' Allah dengan setiap doa yang kita panjatkan.

Kamis, 14 April 2011

My baby is a girl !!!







Alhamdulillah, kata dokter insyaAllah bayiku berjenis kelamin perempuan! Pasti seneng kalau ngebayangin bisa ngedadanin anak sendiri, kepala botak pakai pita, baju renda warna pink, rambut ikal yang lembut, kalau udah gedean dikit bisa nyanyi sambil joget! heheee...


Tapi yang pasti, bunda selalu berdoa buat calon bidadari bunda. Semoga kamu jadi anak yang sholehah, bisa menjaga diri dan nama baik keluarga serta agama. Menjadi anak yang baik di dunia dan akhirat, menjadi qurrota 'ayun bagi orang tua dan keluarga. Aamiin...