Rabu, 03 Juni 2009

Dunia Pasca Kampus (versi risdie)

Ditulisan sebelumnya saya sudah memaparkan apa yang saya dapat dari seminar pasca kampus. Nah, sekarang saya mencoba untuk menceritakan rencana hidup saya setelah saya keluar dari kampus... (sebenernya sih berharap masih bisa di kampus, ngerasa belum siap menghadapi dunia pasca kampus! heheee...)

Hmmm…

Planning pertama, bekerja di lembaga pemerintahan. Kenapa? Sebenernya saya penasaran dengan dunia yang banyak dihindari oleh orang-orang yang takut “gak tahan” berada di ranah publik. Katanya sih, dulu para aktivis dakwah juga dilarang memasuki ranah ini. Namun dengan melihat kebutuhan sekarang, justru para aktivis dakwah sangat diperlukan mengisi pos-pos yang strategis dan menciptakan pemerintahan yang bersih. Tentunya untuk memasuki wilayah ini harus memiliki kompetensi keilmuan dan juga kekuatan iman (sanggup gak yaaaa....).

Planning kedua, menjadi seorang akademisi. Saya suka belajar dan mengajar. Mungkin ada keturunan juga kali ya dari kedua orang tua saya yang keluarganya mayoritas adalah pengajar. Setidaknya saya punya modal otak yang lumayan (hihihiiii!!! makasih ya pak, bu…) dan pengalaman pernah mengajar meskipun cuma sama temen2 dan privat ade tingkat. Tapi, untuk menjadi seorang akademisi pastinya memerlukan jenjang pendidikan yang tinggi (hal ini berkorelasi dengan biaya yang tinggi pula). Nah, sebenernya saya juga pengen nerusin S2 sih. Sempet ada kepengen ngambil jurusan Ekonomi Publik (kalo ada sih yang syariah sekalian…). Kalo udah punya modal ilmu ekonomi publik tapi ternyata gak jadi akademisi, ya ilmunya dipake buat masuk ke ranah publik tadi (heheheee…).

Planning ketiga, mau wirausaha aja… Sebenernya saya gak berbakat untuk jadi wirausahawan. Tapi kenapa saya tetap memasukkannya dalam rencana hidup? Pertama, Rasul juga mencontohkan untuk melakukan perniagaan. Kedua, udah banyak wirausahawan yang berhasil sehingga bisa mandiri secara financial. Selain itu ada sedikit keyakinan kalo saya punya bakat keturunan. Soalnya kedua orang tua saya adalah pebisnis diluar pekerjaan utama mereka, meskipun kecil-kecilan. Setidaknya kalo saya gak berniat bekerja di tempat lain, saya bisa nerusin usaha orang tua. Tiga buah ruko milik bapak dan satu buah kos-kosan punya ibu bisa jadi modal. Tapi karena keinginan terbesar saya adalah bekerja di pemerintahan, untuk menjadi wirausahawan saya simpan sebagai planning ketiga.

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al-Hasyr:18)

Allah menekankan agar kita memperhatikan kehidupan untuk hari esok baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat. Semoga dengan menuliskan sebagian dari rencana hidup ini membuat saya lebih bersemangat untuk mencapainya dan semoga Allah meridhoi apa yang telah direncanakan menjadi sebuat kenyataan.

3 komentar:

  1. Hebat,hebat..Rencana yang baik adalah awal kesuksesan. Karena, gagal dalam merencanakan berarti merencanakan kegagalan. Ketiga planning Riz diatas bagus2(sok komentator mode : On). Untuk plan 1 dan 2, sepertinya tidak diragukan lagi klo Riz memang punya bakat di dua bidang tersebut. Kalo yg Ke-3,hmmm..Belum pernah liat Riz dagang siy, tp setidaknya Riz ada keturunan wirausaha (dr ortu), Riz jg jago bergaul, punya jaringan yg banyak dan Riz menggemari bidang tersebut (itu yg terpenting). Tp klopun seandainy yg terjd adlh plan 1 atw 2, plan 3 bs mengikuti koq..he3x..Yang pasti, dimanapun kita berada, tetap selalu bs memberikan manfaat, tetap menyebarkan dakwah bagi lingkungan sekitar. Seperti katanya fahri dalam novel AAC, "seseorang dengan tujuan yg jelas akan mencapai kemajuan meskipun jalannya penuh rintangan dan lambat. Sedangkan seseorang yang tanpa tujuan, tidak akan mencapai kemajuan meskipun jalan dihadapannya tanpa halangan."
    Semoga Allah selalu me-Ridhoi setiap jejak langkah Riz..wallahu 'alam..Komentator mode : off
    ^o^v

    BalasHapus
  2. nice...
    terutama tentang "masuk sistem" dan "senang belajar dan mengajar"...seharusnya semangat dua ungkapan ini bisa jadi semangat semua orang nich, karena ada unsur "improvement" disitu... ya manusia ga boleh statis, harus berani meng-improve nasibnya... tapi, terkait judulnya, dua semangat itu ga harus diluar kampus kok, kalo yang "senang belajar dan mengajar" itu pasti bisa dikampus tempatnya, dan kalo yang "masuk sistem" masih banyak kok sistem-sistem yang butuh dimasukin orang-orang visioner dikampus kita tercinta...jadi harapan untuk tetep dikampus masih bisa dilaksnakan tuch, merasa tertantang?hehe...

    yup,,apapun nanti yang diambil, mau sama atau beda sama sekali sama yang ditulis, semangat "improvement"nya jangan dilupakan..

    we'll fight (InsyaAllah) we'll win --> kaya kenal!hehe..

    BalasHapus
  3. waaahhhh...
    nasihat yang baguuusss!!! thx yaaa...

    bener sih, apapun dan dimanapun kita berkarir ntar pastinya harus tetep bisa memberikan manfaat dan kontribusi yang besar buat masyarakat! (**halah, apaan sih risdie!!)

    jadi tambah semangat nih buat terus berusaha mewujudkan apa yang risdie cita2kan. mohon doanya...

    BalasHapus